BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Adapun latar belakang penulis mengangkat masalah
yang berjudul Kerusakan Saran Irigasi Pertanian Dusun Mawar Desa Sungai Nipah
Kecamatan Siantan Kabupaten Pontianak, karena masalah kerusakan sarana irigasi
ini seperti pintu air dan bendungan atau tanggul merupakan masalah yang cukup
serius untuk masalh pertanian mengingat hasil pertanian dan dari Dusun Mawar
tersebut meerupakan salah satu penyumbang hasil pangan di kabupaten Pontianak
selain untuk kebutuhan didaerah tersebut juga menyuplai ke kota Pontianak
karena berbatasan dengan kota Pontianak untuk itu masalah kerusakan sarana
irigasi ini perlu diperhatikan karena sangat berpengaruh untuk hasil pertanian
terutama dalam pertanian tanam padi.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan yang ingin di capai yaitu :
1. Memenuhi
tugas struktur Ilmu Kealaman Dasar oleh Ir. Edi Santoso
2. Karena
masalah irigasi ini merupakan masalah yang perlu di perhatikan.
1.3
Pendekatan
Adapun pendekatan yang dilakukan dalam memenuhi
tugas struktur ini melalui pendekatan kuantitatif yakni dengan melakukan
observasi lapangan, wawancara dan studi pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
Desa Sungai Nipah terdiri dari dua
Dusun yakni Dusun Mawar dan Dusun Melati, luas desa Sungai Nipah yakni 11,10 Ha
dan masing – masing dusun luasnya sama rata yakni ,55 Ha. Dusun Melati
berpotensi di sektor perkebunan sedangkan Dusun Mawar berpotensi di sektor
pertanian. Setengah dari wilayah dusun Mawar merupakan areal pertanian dan
sebagiannya lagi adalah areal pemukiman penduduk, dusun Mawar merupakan daerah
rawa dengan tekstur tanah yang cocok untuk lahan tanam padi yang mana padi
merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun yang menjadi makanan pokok
masyarakat untuk itu sebagian besar warga di dusun Mawar adalah sebagai petani.
Manfaat tanaman padi ialah merupakan
makanan sumber karbohidrat yang utama dan jerami padi dapat digunakan sebagai
penutup lahan pada suatu usaha tani, sehingga tanaman padi banyak di
budidayakan dan dikembangkan di Indonesia. Proses penanaman padi membutuhkan
waktu yang cukup lama hingga hasilnya dapat di nikmati atau di panen, dimulai
dari proses pemilihan bibit, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, irigasi,
penyemprotan hama, dan masa pemelihaaan hingga siap panen. Di Indonesia sendiri terdapat dua masa tanam dalam setahun untuk
daerah yang subur dan satu kali masa tanam dalam setahun untuk daerah yang
kurang subur.
Di Dusun Mawar sendiri terdapat dua
masa tanam karena daerah tersebut daerah subur meskipun petani dusun Mawar
masih menggunakan sistem pertanian tradisional dan disamping itu ada yang
menjadi perhatian dalam sektor pertanian di Dusun Mawar adalah masalah irigaasi yakni usaha penyediaan dan
pengaturan air untuk menunjang pertanian
yang mana mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia kepada
sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman karena proses kehidupan dan
kejadian di dalam tanah yang merupakan media
pertumbuhan terjadi apabila ada air. Yang mana fungsi irigasi yaitu memasok
kebutuhan air tanaman, menjamin ketersediaan air apabila terjadi betatan,
menurunkan suhu tanah, mengurangi kerusakan akibat frost, dan melunakan lapian
keras pada saat pengolahan tanah.
Karena Dusun Mawar wilayah atau
daerahnya berbatasan dengan laut Cina Selatan, muara sungai Kapuas dan sungai
kecil pembatas daerah desa Sungai Nipah dengan desa Jungkat, sehingga air yang
masuk dan di manfaatkan merupakan air pasang surut yang mana pemanfaatan lahan
pertanian di dataran rendah dan daerah rawa – rawa, dimana air di peroleh dari
sungai pasang surut dimana pada waktu pasang air dimanfatkan. Karena Dusun
Mawar juga berbatasan dengan laut Cina Selatan maka air yang masuk didaerah
atau di areal pertanian dakat laut terimbas air masin. Untuk itu, di buat
bendungan – bendungan atau tanggul dan pintu air. Namun belakangan ini, petani
di Dusun Mawar mendapat keluhan – keluhan dari rusaknya pintu air dan bendungan
atau tanggul mengakibatkan terancam gagal panen dan perlu adanya bantuan
pemerintah.
1.1.Kerusakan pintu air
Di Dusun Mawar menggunakan sistem irigasi permukaan
yang mana merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui
bangunan bendungan maupun melalui bangunan pengambil bebas ( free intake )
kemudian air irigasi di alirkan secara grafitasi melalui saluran sampai kelahan
pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan
air ini dilakukan dengan pintu air dan Prosesnya adalah grafitasi, tanah yang
tinggi akan mendapat air lebih dahulu.
Untuk memperlancar sistem ini tetu pintu air harus
diperhatikan betul namun di Dusun Mawar terdapat empat buah pintu air yang
rusak berat di areal pertanian di RT 10, RT 6, RT 8, dan RT 9, dan memang ada beberapa bagian yang
harus diperbaiki. Menurut salah seorang petani setempat kerusakan terjadi
karena pintu air lama tidak diperbaiki, kurang perawatan dan pemeliharaannya.
Dari empat buah pintu air rata – rata kerusakannya pada besi pemutar atau ulir untuk
membuka dan menutup pintu air sehingga petani sulit untuk membuka atau menutup pintu
air dan hanya menyiasitinya atau menggantinya dengan tali tambang agar bisa
dibuka dan di tutup ( lihat gambar 1 ). Selain itu, kerusakan berat juga pada
atap dari pintu air yang mana seng tersebut sudah bocor atau rusak ( lihat
gambar 2 ). Dengan keadaan seperti ini membuat petani menjadi resah karena
pintu air tidak dapat difungsikan secara maksimal apalagi dengan keadaan dan
kondisi alam yang tidak mendukung seperti ini seperti dengan adanya banjir,
hujan deras dan tingginya air pasang sehingga pengaturan air untuk sistem
irigasi sulit untuk di control dan masuknya air asin dari laut membuat petani
berfikir kritis dan mengharapkan bantuan agar pintu air dapat di perbaiki
kerusakannya.
1.2.Kerusakan bendungan
atau tanggul
Adapun seperti halnya dengan pintu air bendungan
atau tanggul yaitu sebagai penahan atau bendungan air untuk tidak masuk atau
membanjiri ke area pertanian ini juga mengalami kerusakan yang cukup berat
terutama di tiga titik tempat di badan tanggul di RT 04, RT 14, dan RT 17.
Kerusakan – kerusakan ini menurut pak Rasul selaku RT 14, kerusakan ini terjadi
karena tekanan air deras yang menyebabkan banjir dengan hujan yang lebat
menekan tanggul yang menjadi jalan kearea pertanian ini sehingga menjadi jebol
atau putus ( lihat gambar 3 ) karena
dengan keadaan tanggul yang memang sudah tidak memungkinkan dan tidak
terealisasi dan air pasang yang membuat permukaan tanggul sama dengan tingginya
air ( lihat gambar 4 ) di RT 17 sehingga tanggul atau bendungan ini membanjiri
area pertanian ketika air pasang dan petani berusaha untuk menanggulanginya
dengan menutup sebagian bendungan yang rusak dengan papan dan kayu ( lihat
gambar 5 ) di RT 14.
1.3.Akibat dari kerusakan
sarana irigasi
Di Dusun Mawar per 100 hektar digarap oleh 40 orang
petani di tiap masing – masing area pertanian di sejumlah RT. Dan dengan adanya
kerusakan – kerusakan saran irigasi yang belum terealisasi bebrapa tahun ini
mengakibatkan gagal panen dan dalam perhektarnya hanya 35 – 40 % hasil panen
yang hanya bisa dipanen oleh petani.
1.4.Bantuan pemerintah
Hingga
sekarang bantuan pemerintah yang diterima baru terealisasi 12 km bendungan
dengan 150 m batu pasang untuk mengantisipasi banjir dan pembetulan pintu air
namun itupun hanya pada tempat kerusakan pintu air dan bendungan yang bisa di
capai atau bisa didatangkan bahan pembetulan pada titik – titik kerusakan yang
ringan sedangkan pada tempat titk pintu air dan tiga titk bendungan yang rusak
berat belum bisa terealisasi sepenuhnya meskipun ada bendungan yang bisa di
jangkau tetapi sangat jauh dari jalan raya mengingat daerahnya sulit dijangkau
untuk didatangkan bahan pembetulannya.
BAB III
PENUTUP
1.1.
Kesimpulan
Irigasi merupakan usaha pengendalian atau pengaturan
air untuk menunjang pertanian yang berfungsi sebagai memasok kebutuhan air tanaman,
menjamin ketersediaan air apabila terjadi betatan, menurunkan suhu tanah,
mengurangi kerusakan akibat frost, melunakan lapisan keras pada saat
pengelolaan tanah. Untuk itu, irigasi sangat diperlukan dalam pertanian
terutama pada tanaman padi dan khususnya di dusun Mawar Desa Sungai Nipah Kecamatan
Siantan Kabupaten Pontianak. Namun pada sarana irigasi seperti pada pintu air
dan bendungan atau tanggulterdapat beberapa kerusakan – kerusakan karena dengan
situasi dan kondisi alam yang sedang tidak memungkinkan dan menghambat proses irigasi ke area pertanian
dan bisa mengakibatkan gagal panen. Untuk itu, petani mengharapkan pemerintah
setempat bisa menanggulangi masalah tersebut.
1.2.
Saran
Di harapkan Dana Alokasi Khusus untuk pintu air
danbendungan atau tanggul yang sebesar 178 juta untuk anggaran 2010 ini bisa
dialokasikan dengan benar ke titik – titik kerusakan yang berat dan di upayakan
di datangkan ke tempat – tempat yang sulit dijangkau sehingga sarana irigasi bisa
dinormalisasikan seluruhnya dan tidak ada keluhan – keluhan dari petani
mengenai masalah irigasi.
DAFTAR GAMBAR
(
gambar 1 )
(
gambar 2 )
(
gambar 3 )
(
gambar 4 )
(
gambar 5 )
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar